Unikaneh.com -
Kalau ingin membisniskan hobi, tirulah cara Christianto. Lelaki ini sukses menjalankan toko perlengkapan aeromodelling di sebuah pusat perbelanjaan besar di Mangga Dua, Jakarta Pusat. Selama 10 tahun ini, Chrstianto bisa meraup omzet setengah miliar rupiah per bulan.
Christianto memulainya dari hobi. ”Memang seharusnya dari hobi, kalau tidak bisa bingung. Kalau hanya jual barang tapi tidak bisa menerbangkan bagaimana bisa menjelaskan kepada pembeli?” kata pria berusia 47 tahun ini kepada detikFinance, kemarin.
Dengan modal awal puluhan juta rupiah, toko itu mampu menghasilkan omzet sekitar Rp 500 juta setiap bulannya.
Menurut Christianto, jenis aeromodel yang digemari saat ini adalah yang menggunakan baterai. Selain lebih ramah lingkungan dan tidak berisik, pehobi juga tidak perlu berkotor-kotor terkena oli seperti aeromodel yang menggunakan mesin. “Performa aeromodel dengan baterai juga tidak kalah dengan yang mesin,” ujar dia.
Biasanya, aeromodel pesawat maupun helikopter bisa melaju hingga kecepatan 40-80 kilometer per jam. Soal ketinggian, bisa menyentuh 1 kilometer dari permukaan tanah.
Christianto berpendapat hobi aeromodelling tidak bisa digeluti oleh mereka yang belum cukup umur. Bahkan dia mengaku pernah menolak konsumen yang terlalu muda, tetapi ngotot ingin membeli unit aeromodel.
“Apalagi helikopter, baling-balingnya berbahaya. Helikopter model berukuran besar kalau menabrak bisa putus leher kita. Itu seperti pedang,” tegas Christianto.
Selain itu, dibutuhkan keahilan cukup tinggi dalam hobi aeromodelling. Komponennya yang banyak, rumit, dan mahal membuat tidak semua orang bisa menggelutinya.
Meskipun relatif, Christianto menilai aeromodelling bisa menjadi hobi yang mahal. Dia sendiri sudah menghabiskan lebih dari Rp 100 juta selama menekuni hobi ini.
“Sekarang satu helikopter lengkap sudah Rp 17 juta dan sekali jatuh biaya perbaikan Rp 3 juta. Belum kalau ada barang baru. Kalau dituruti memang tidak ada habisnya,” tutur Christianto.
Untuk pemula, Christianto menyarankan agar berlatih terlebih dulu melalui simulator aeromodelling di komputer. Jika sudah menguasai, baru boleh beli unit aeromodel. Kalau tidak, dijamin pesawat akan jatuh melulu dalam hitungan detik.
Meski bisnisnya mendatangkan fulus yang lumayan, Christianto menilai bisnis aeromodelling memiliki tantangan. Salah satunya adalah ketika nilai tukar dolar Amerika Serikat menguat, yang bisa menambah biaya karena seluruh perlengkapan aeromodelling masih diimpor.
“Tapi ada juga senangnya. Kalau pelanggan puas, itu nilai tambah yang tidak bisa dihitung dengan uang. Akhirnya dengan customer "Apa pendapat Sobat Tentang hal unik ini...?"
Kalau ingin membisniskan hobi, tirulah cara Christianto. Lelaki ini sukses menjalankan toko perlengkapan aeromodelling di sebuah pusat perbelanjaan besar di Mangga Dua, Jakarta Pusat. Selama 10 tahun ini, Chrstianto bisa meraup omzet setengah miliar rupiah per bulan.
Christianto memulainya dari hobi. ”Memang seharusnya dari hobi, kalau tidak bisa bingung. Kalau hanya jual barang tapi tidak bisa menerbangkan bagaimana bisa menjelaskan kepada pembeli?” kata pria berusia 47 tahun ini kepada detikFinance, kemarin.
Dengan modal awal puluhan juta rupiah, toko itu mampu menghasilkan omzet sekitar Rp 500 juta setiap bulannya.
Menurut Christianto, jenis aeromodel yang digemari saat ini adalah yang menggunakan baterai. Selain lebih ramah lingkungan dan tidak berisik, pehobi juga tidak perlu berkotor-kotor terkena oli seperti aeromodel yang menggunakan mesin. “Performa aeromodel dengan baterai juga tidak kalah dengan yang mesin,” ujar dia.
Biasanya, aeromodel pesawat maupun helikopter bisa melaju hingga kecepatan 40-80 kilometer per jam. Soal ketinggian, bisa menyentuh 1 kilometer dari permukaan tanah.
Christianto berpendapat hobi aeromodelling tidak bisa digeluti oleh mereka yang belum cukup umur. Bahkan dia mengaku pernah menolak konsumen yang terlalu muda, tetapi ngotot ingin membeli unit aeromodel.
“Apalagi helikopter, baling-balingnya berbahaya. Helikopter model berukuran besar kalau menabrak bisa putus leher kita. Itu seperti pedang,” tegas Christianto.
Selain itu, dibutuhkan keahilan cukup tinggi dalam hobi aeromodelling. Komponennya yang banyak, rumit, dan mahal membuat tidak semua orang bisa menggelutinya.
Meskipun relatif, Christianto menilai aeromodelling bisa menjadi hobi yang mahal. Dia sendiri sudah menghabiskan lebih dari Rp 100 juta selama menekuni hobi ini.
“Sekarang satu helikopter lengkap sudah Rp 17 juta dan sekali jatuh biaya perbaikan Rp 3 juta. Belum kalau ada barang baru. Kalau dituruti memang tidak ada habisnya,” tutur Christianto.
Untuk pemula, Christianto menyarankan agar berlatih terlebih dulu melalui simulator aeromodelling di komputer. Jika sudah menguasai, baru boleh beli unit aeromodel. Kalau tidak, dijamin pesawat akan jatuh melulu dalam hitungan detik.
Meski bisnisnya mendatangkan fulus yang lumayan, Christianto menilai bisnis aeromodelling memiliki tantangan. Salah satunya adalah ketika nilai tukar dolar Amerika Serikat menguat, yang bisa menambah biaya karena seluruh perlengkapan aeromodelling masih diimpor.
“Tapi ada juga senangnya. Kalau pelanggan puas, itu nilai tambah yang tidak bisa dihitung dengan uang. Akhirnya dengan customer "Apa pendapat Sobat Tentang hal unik ini...?"
0 komentar "Gan..Begini nih.. Menghasilkan..Uang Setengah Milyar.. baca yuk gan..", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar